KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
LABORATORIUM

Disusun oleh:
Denanda
Kristianingrum A102.10.015
Dongky
Parwanto A102.10.019
Isnaini
Putri S A102.10.030
Karina
Dwi S A102.10.031
Kezia
Lilian F A102.10.033
Khuntari
Prayetno P A102.10.036
AKADEMI ANALIS
KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Dalam Laboratorium Bakteriologi” ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Di dalam penulisan laporan ini, kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun. Dan tidak lupa kami mohon maaf bila terjadi kesalahan yang disengaja
maupun tidak disengaja. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupaun isi makalah ini sehingga ke depannya dapat menjadi lebih baik.
Surakarta , 3 Juni 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
Latar Belakang masalah.................................................................................... 1
Rumusan Masalah............................................................................................. 2
Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................ 3
Pengertian dan tujuan K3................................................................................. 3
Peralatan Yang Harus Ada Di Laboratorium
Bakteriologi............................... 4
Peralatan Kerja Keamanan
Laboratorium......................................................... 5
Rambu Prasyarat/ Wajib Dilaksanakan Dalam
Lab Bakteriologi..................... 6
Cara mencuci tangan yang baik dan benar....................................................... 7
Penanganan limbah bakteriologis...................................................................... 8
Prosedur dalam laboratorium............................................................................ 11
BAB III
PENUTUP........................................................................................ 13
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 14
LAMPIRAN................................................................................................ 15
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Laboratorium adalah suatu tempat dimana
mahasiswa atau Praktikan, dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di
laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya
dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang
bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga
dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang
sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan
alat yang akan digunakan .
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman
dan kesadaran terhadap keselamatan dan bahaya kerja
dilaboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka baik
yang bersifat luka permanen, luka ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang
dapat menyebabkan penyakit kronis maupun akut, serta kerusakan terhadap
fasilitas – fasilitas dan peralatan penunjang Praktikum yang sangat mahal
harganya. Semua kejadian ataupun kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya
dapat dihindari dan diantisipasi jika para Praktikan mengetahui dan selalu
mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium.
Keselamatan dan kesehatan
kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Keamanan laboratorium merupakan hal yang
penting, sebagai upaya keselamatan dalam melaksanakan pemeriksaan/praktikum di
laboratorium, dengan tujuan melindungi pekerja/praktikan dan orang disekitarnya
dari resiko terkena gangguan kesehatan yang ditimbulkan laboratorium.
B.
Rumusan masalah
1.
Pengertian dan tujuan
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) dalam lab bakteriologi
2.
Cara mencuci tangan yang
baik dan benar
3.
Penanganan limbah
bakteriologis
4.
Prosedur bekerja yang
aman di laboratorium
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian dan tujuan dari Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
laboratorium bakteriologi
2.
Untuk mengetahui
bagaimana mencuci tangan yang baik dan benar
3.
Untuk mengetahui
penanganan limbah bakteriologis
4.
Untuk mengetahui
bagaimana prosedur bekerja yang aman di laboratorium
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
1.
Pengertian dari
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Menurut keputusan
Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993
Adalah “upaya perlindungan untuk tenaga
kerja dan orang lainnya di tempat kerja agar selalu dalam keadaan selamat dan
sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien.”
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan perlindungan tenaga kerja dari segala aspek yang berpotensi
membahayakan dan sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis
pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja, dan
karakteristik pekerja serta orang yang berada di sekelilingnya.
Tujuannya agar tenaga kerja mencapai
ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi sehingga
menciptakan kesenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Tidak ada
sesuatu di tempat kerja yang terjadi secara kebetulan tetapi karena ada
alasan-alasan yang jelas dan dapat diperkirakan sebelumnya. Pengawasan terhadap
alat maupun terhadap pekerja harus dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan.
2.
Tujuan dari Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja (K3)
Tujuan K3 ”Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.
463/MEN/1993 :mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan
sejahtera, sehingga akan tercapai suasana lingkungan kerja yang aman, sehat,
dan nyaman dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan
bebas kecelakaan.”
Tujuan kesehatan kerja adalah:
a. Memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan
pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun
kesehatan sosial.
b. Mencegah
timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
c. Memberikan
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang
disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan
dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis pekerjanya
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan dari keselamatan dan kesehatan
kerja antara lain :
”Menurut Gary J. Dessler (1993),
untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat
kepada setiap pekerja dan untuk melindungi sumber daya manusia.”
”Menurut Suma’mur (1992), tujuan
dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
a. Melindungi
tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja.
b. Menjamin
keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.
c. Sumber
produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.”
”Menurut pendapat Suma’mur (1992),
menyebutkan bahwa dalam aneka pendekatan keselamatan dan kesehatan kerja antara
lain akan diuraikan pentingnya perencanaan yang tepat, pakaian kerja yang
tepat, penggunaan alatalat perlindungan diri, pengaturan warna, tanda-tanda
petunjuk, label-label, pengaturan pertukaran udara dan suhu serta usaha-usaha
terhadap kebisingan.”
”Menurut Keputusan Menteri Tenaga
Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993, tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja
adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan
sejahtera, sehingga akan tercapai ; suasana lingkungan kerja yang aman, sehat,
dan nyaman dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan
bebas kecelakaan.”
B.
Peralatan
yang Harus Ada di Laboratorium Bakteriologi
1. Ventilasi
2. Wastafel
3. Meja
kerja
4. Emergency
Alarm
5. Alat
pemadam kebakaran
6. 2
pintu ( masuk/keluar dan darurat )
7. Terdapat
toilet yang memadai
8. Dinding
dan lantai mudah dibersihkan
Bentuk
lab umumnya persegi panjang tanpa sudut,hal ini untuk mencegah terjadinya
penumpukan debu atau partikel pengganggu lainnya yg dapat mengurangi tingkat
kebersihan.
C.
Peralatan
kerja keamanan laboratorium
1. Jas
laboratorium
2. Masker
3. Autoclave
4. Sarung
tangan (safety glove disposible)
5. Inkubator
6. Sepatu
laboratorium
Ketentuan
jas laboratorium:
1. Nyaman
dipakai
2. Bahan
kain yang cukup tebal
3. Berwarna
Terang/putih
4. Berkancing(Non
Resleting)
5. Panjang
jas sampai Lutut dan dengan Lengan sampai pergelangan tangan
6. Ukurannya
Tidak terlalu Kecil ataupun terlalu besar
Jenis
sepatu di dalam laboratorium bakteriologi:
1. Sepatu
Latex/Karet
Tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan licin.
Tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan licin.
2. Sepatu
Buthyl
Melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alcohol, asam, garam, dan basa.
Melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alcohol, asam, garam, dan basa.
3. Sepatu
Vinyl
Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.
Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.
4. Sepatu
Nitrile
Tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.
Tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.
D.
Rambu
Prasyarat/ Wajib Dilaksanakan dalam Lab Bakteriologi





Rambu
peringatan

E. Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh
manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual
keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Perilaku mencuci tangan berbeda
dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan.
Dalam keseharian, kita tidak terlepas dari kegiatan cuci tangan, tapi
seberapa yakinkah bahwa tangan anda bebas dan nantinya tidak akan terinfeksi
oleh kuman? karena memang, terkadang kita jatuh sakit sementara sang dokter
mengatakan infeksi bisa dari mana saja termasuk dari kebiasaan cuci tangan yang
kurang tepat.
Ribuan bahkan jutaan kuman yang tidak kasat mata ada disekitar kita. Sadar
atau tidak sadar, mau atau tidak mau, kita akan melakukan kontak atau bahkan
impossible untuk terhindar sama sekali (steril).
Karena itulah, kapan saja di saat kondisi badan lemah terutama anak-anak,
sistem pertahan tubuh (immunitas) tidak mampu melawan keganasan (patogenitas)
kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh tanpa kita sadari, baik melalui makanan
dan minuman, setelah bekerja, bermain ataupun keluar dari kamar kecil. Yang
pada akhirnya kita akan jatuh sakit.
Berikut adalah standar cuci tangan :
7.
Basahi tangan setinggi
pertengahan lengan bawah dengan air mengalir
8.
Gunakan sabun di bagian
telapak tangan yang telah basah
9.
Digosok telapak tangan
ke telapak tangan, sehingga menghasikan busa secukupnya selama 15-20 detik
10.
Bilas kembali dengan air
bersih
11.
Tutup kran dengan siku
atau tissu
12.
Keringkan tangan dengan
tissu / handuk kertas
13.
Hindarkan menyentuh
benda disekitarnya setelah mencuci tangan.
F.
Penanganan Limbah Bakteriologis
Limbah adalah buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik, yang
lebih dikenal dengan sampah, yang kehadirannya pada suatu saatdan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis.Ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa
organik dananorganik. dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadirannya
berdampak negatifterhadap lingkungan.
Limbah laboratorium
adalah limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Limbah ini memiliki
sifat khas yang berbeda dengan limbah yang berasal dari kegiatan industri
karenabiasanya memiliki keragaman jenis limbah yang sangat tinggi walaupun dari
setiap macambahan yang dibuang tersebut jumlahnya tidak banyak. Artinya limbah
laboratorium kimiameskipun volumenya masih relatif kecil dibandingkan dengan
limbah industri, namunjustru mengandung jenis B3 yang sangat bervariasi dengan
konsentrasi yang relatif tinggi.Oleh karena itu, limbah ini harus dikelola
secara benar agar tidak menimbulkanpencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan
masyarakat. Limbah laboratorium dapat berasal dari berbagai sumber,
yaitu:
1.
Bahan baku yang sudah kadaluwarsa,
2.
Bahan habis pakai,
misalnya medium perbenihan yang tidak terpakai,
3.
Produk proses
di dalam laboratorium, misalnya sisa spesimen,
4.
Produk
upaya penanganan limbah, misalnya jarum suntik sekali pakai
setelah di autoklaf
Penggolongan limbah:
1.
Berdasarkan fasanya,
limbah laboratorium digolongkan menjadi:
a.
limbah padat
b.
limbah cair
c.
limbah gas
2.
Berdasarkan Klasifikasinya
a. Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam larutan
b. Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik dalam
larutan
c. Residu padatan bahan kimia laboratorium organik
d. Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan kemasan pada pH 6
-8
e. Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat danlarutannya
f. Senyawa beracun mudah terbakar
g. Residu air raksa dan garam anorganik raksa
h. Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah
i.
Padatan anorganik
j.
Kumpulan terpisah limbah
kaca, logam dan plastik
3.
Berdasarkan Sifatnya,
Limbah Laboratorium Digolongkan Menjadi:
i.
limbah B3(Berbahaya dan
Beracun)
ii.
limbah bakteriologis/infeksius
iii.
limbah radioaktif
iv.
limbah umum
Penanggulangan Limbah Laboratorium
Tujuan
penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan limbah terhadapkuman
yang menimbulkan penyakit (patogen) yang mungkin berada dalam limbahetrsebut.
Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah, yaitu:
a.
Limbah B3 (Berbahaya dan
Beracun), dengan cara:
1)
Netralisasi
Limbah yang
bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor, CaO atau Ca(OH)2 Sebaliknya,
limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam seperti H2SO4 atau
HCI.Parameter netralisasi adalah pH dan sebagai indikator dapat digunakan
Phenol Phtalein(PP.). Zat ini akan berubah pada pH 6-8 sehingga cukup aman
digunakan jika pH limbahberkisar antara 6,5-8,5.
2)
Pengendapan/Sedimentasi,
Koagulasi, dan Flokulasi
Kontaminan logam
berat dalam ciaran diendapkan dengan tawas/FeC13, Ca(OH)2/CaOkarena dapat
mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.
3)
Reduksi-Oksidasi
Terhadap zat
organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi
oksidasi(redoks) sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.
4)
Penukaran Ion
Ion logam berat
nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion beracun dapat diserapoleh
resin anion.
b.
Limbah Bakteriologis/Infeksius,
dengan cara:
1)
Metode Desinfeksi:
penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan kimia yang
dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi
tidakaktif.
2)
Metode Pengenceran
(Dilution): mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasiyang cukup
rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah
bahankontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang
terjadi dapatmenimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air seperti selokan,
sungai dansebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.
3)
Metode Ditanam
(Landfill): menimbun limbah dalam tanah.
4)
Metode Insinerasi
(Pembakaran): memusnahkan limbah dengan cara memasukkan kedalam
insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan
keatmosfir sebagai CO2 dan H2O.
c.
Limbah Radioaktif
Masalah penanganan limbah radioaktif dapat diperkecil dengan
memakai radioaktif sekecilmungkin, menciptakan disiplin kerja yang ketat
dan menggunakan alat yang mudah didekontaminasi. Penanganan limbah
radioaktif dibedakan berdasarkan:
1)
Bentuk : cair, padat dan
gas, tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (γ), Tinggi-rendahnya
aktifitas, Panjang-pendeknya waktu paruh.
2)
Sifat : dapat dibakar
atau tidak.
Ada 2 sistem penanganan limbah radioaktif
:
a.
Dilaksanakan oleh
pemakai secara perorangan dengan memakai proses peluruhan,peguburan dan
pembuangan.
b.
Dilaksanakan secara
kolektif oleh instansi pengolahan limbah radioaktif, seperti BadanTanaga
Atom Nasional (BATAN).
d.
limbah umum
Limbah umum non
infeksius setelah dikumpulkan dalam wadah kantong plastik diikat kuatdan
dibakar di insinerator.
G.
Prosedur Bekerja yang Aman di Laboratorium
Laboratorium merupakan
suatu tempat untuk melakukan percobaan dan penelitian, yang dilakukan oleh
mahasiswa, pelajar, dosen, peneliti dan lainnya. Percobaan ini dilakukan
menggunakan berbagai alat dan bahan khusus yang bisa saja menyebabkan
terjadinya kecelakaan, jika dilakukan dengan cara yang salah atau tidak tepat.
Kecelakaan juga dapat terjadi akibat kelalaian atau kecerobohan dalam bekerja,
sehingga dapat membuat cedera pada pelaku dan bahkan pada orang disekitarnya,
karena itu keselamatan kerja di laboratorium menjadi dambaan bagi pelaku
dilaboratorium, maka bekerjalah dengan baik dan benar.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan praktikum di
laboratorium bakteriologi, yaitu:
a.
Melindungi
petugas/ Praktikan
1)
Hindari penyebaran
percikan bahan infeksi dari spesimen (mis : saat penanaman /pembakaran dengan
sengkelit
2)
Tempatkan spesimen
pada wadah yang tahan bocor
3)
Dekontaminasi
permukaan meja dengan dekontaminan yang sesuai
4)
Cuci tangan pada
saat yang tepat dengan sabun/desinfektan, jangan menyentuh mulut, hidung dan
mata saat bekerja
5)
Jangan
makan/minum/merokok saat bekerja
6)
Gunakan jas
praktikum saat bekerja
7)
Hindari
luka/tertusuk pada saat bekerja (lakukan segala sesuatu dengan hati-hati)
b.
Melakukan
sterilisasi yang cukup sebelum mencuci alat/membuang sisa specimen
c.
Menyediakan tempat
tersendiri untuk peralatan yang digunakan dan telah terkontaminasi dengan
bakteri
d.
Menyediakan
tempat untuk sampah terkontaminasi dan tidak terkontaminasi
e.
Gunakan sarung
tangan dengan tepat
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan perlindungan tenaga kerja dari segala aspek yang berpotensi
membahayakan dan sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis
pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja, dan
karakteristik pekerja serta orang yang berada di sekelilingnya. Tujuannya agar
tenaga kerja mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang
tinggi sehingga menciptakan kesenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang
tinggi.
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air
ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai
bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Perilaku mencuci
tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan.
Penanganan limbah
bakteriologis/infeksius, dengan cara:
a.
Metode Desinfeksi
b.
Metode Pengenceran
(Dilution)
c.
Metode Ditanam
(Landfill)
d.
Metode Insinerasi
(Pembakaran)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada
waktu melakukan praktikum di
laboratorium bakteriologi, yaitu:
a.
Melindungi
petugas/ Praktikan
b.
Melakukan
sterilisasi yang cukup sebelum mencuci alat/membuang sisa specimen.
c.
Menyediakan tempat
tersendiri untuk peralatan yang digunakan dan telah terkontaminasi dengan
bakteri.
d.
Menyediakan tempat
untuk sampah terkontaminasi dan tidak terkontaminasi.
e.
Gunakan
sarung tangan dengan tepat
DAFTAR
PUSTAKA
http://fkg.unair.ac.id/filer/buku%20pedmn%20K3PSTKG.pdf
https://www.academia.edu/5609829/LIMBAH_LABORATORIUM
https://www.scribd.com/doc/24950388/Standar-Operasional-Ruang-Media-Mikrobiologi#scribd
LAMPIRAN
Cara mencuci
tangan yang baik dan benar



![]() |







![]() |



![]() |





Plastik limbah laboratorium
Plastik limbah rumah tangga

Plastik limbah radioaktif

Plastik limbah biohazard

Tidak ada komentar:
Posting Komentar